MAKALAH PERMAINAN TRADISIONAL
(Permainan dengan Alat dan tanpa Alat)
Oleh
WAHIDA (19)
1447041004
M3.1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Permainan Tradisional yang berjudul “Permainan
dengan Alat dan tanpa Alat” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Permainan Tradisional sekaligus
meningkatkan pemahaman konseptual mahasiswa. Kehadiran makalah ini diharapkan,
tidak lain hanya agar dapat bermanfaat untuk semua kalangan masyarakat secara
umum dan mahasiswa PGSD secara khusus.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna, namun demikian penulis
telah berupaya dengan tetap mempertimbangkan mutu dan bobot sehingga makalah ini dapat memenuhi tujuannya
serta bermanfaat bagi yang memerlukan. Saran dan kritik yang bersifat membangun
penulis butuhkan demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Wasallam
Makassar,
Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan
A. Kesimpulan
B. Saran
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Permainan tradisional
merupakan permainan yang sudah sejak lama ada di kehidupan masyarakat
Indonesia. Permainan tradisional merupakan permainan yang diwariskan dari
leluhur. Permainan tradisional dimainkan oleh para pendahulu sebagai sarana
rekreatif untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional merupakan permainan
yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian khusus untuk memainkannnya.
Perlengkapan dan persiapan yang dilakukan juga sangat sederhana dan tidak
memerlukan biaya yang cukup besar.
Dewasa ini, Permainan tradisional dulu yang sudah ada sejak
era 80-90an sebenarnya sangat banyak mengandung nilai positif didalamnya baik
untuk melatih fisik dan mental pemainnya. Permainan Tradisional yang semakin
hari semakin hilang ditelan perkembangan jaman ini hingga sekarang sulit untuk dimainkan
oleh anak-anak bahkan dilupakan. Tergerusnya budaya
serta permainan
anak-anak yang kreatif, edukatif, memotivasi sekaligus
sebagai ajang mereka untuk bersosialisasi seiring perkembangan jaman nampaknya
mau tak mau mulai tergantikan dengan permainan-permainan modern yang bisa
diakses melalui gadget maupun game console mereka masing-masing. Sesungguhnya permainan tradisional menyimpan
sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim,
olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya otak. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui
bersama bahwasannya saat ini permainan tradisional sudah kurang peminatnya.
Untuk itu dengan adanya penjelasan kembali mengenai beberapa permainan
tradisional ini dapat membangkitkan kenangan masa kecil para pembaca sehingga
ingin bermain lagi.
Dalam kesempatan ini, penulis akan memaparkan permainan tradisional
kajian berupa permainan lompat tali putar, permainan tangan MeJiKuHiBiNiU, dan
permainan bola menggunakan bahan yang sederhana.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana
sejarah awal mula permainan lompat tali ?
2. Alat-alat
apa sajakah yang diperlukan dalam permainan Mambojeng ?
3. Bagaimana
cara untuk memainkan permainan Mambojeng ?
4. Apa
saja manfaat yang diperoleh dari permainan Mambojeng ?
5. Apa
nilai budaya permainan Mambojeng ?
6. Apa
pengertian dan cara Main Bola tradisional ?
7. Apa
sajakah manfaat yang diperoleh dari permainan Main Bola ?
8. Bagaimana
cara permainan tangan MeJiKuHiBiNiU ?
9. Apa
saja manfaat permainan tangan MeJiKuHiBiNiU ?
C.
Tujuan
Tujuan umum adanya
tugas ini guna mendapatkan deskripsi tentaang permainan tradisional mambojeng (lompat
tali putar), main bola tradisional, dan permainan tangan MeJiKuHiBiNiU.
Sedangkan tujuan khususnya untuk menambah ilmu pengetahuan, sebagai tugas mata
kuliah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Permainan dengan Alat
1.
Mambojeng
(Lompat Tali Putar)
a. Sejarah Permainan Lompat Tali
Hingga kini belum jelas juga dari mana asal muasal permainan
ini. Namun banyak pihak menduga bahwa permainan yang sangat populer di tahun
70-an hingga 80-an ini berasal dari Eropa yang dibawa ke Nusantara dan
dimainkan oleh anak-anak Belanda pada masa penjajahan. Hal ini sangat relevan
mengingat permainan lompat tali di Belanda juga dipegang oleh dua orang
sedangkan satu orang melompat di antara putaran talinya. Sedangkan di wilayah
Eropa lainnya, permainan ini dimainkan oleh satu orang saja sebagaimana yang
biasa dimainkan saat lompat tali ketika sedang berolahraga.
Meski belum jelas benar asal mula
permainan ini, namun beberapa pihak mengatakan bahwa permainan ini telah
dimainkan di Mesir sejak 1600 tahun sebelum Masehi. Namun terdapat pula argumen
yang menyatakan permainan ini berasal dari China mengingat variasi permainan
lompat tali begitu beragam di negeri tersebut hingga ke dataran Jepang. Namun
ada pula pendapat yang mengatakan bahwa suku Aborigin di Australia telah
memainkan permainan ini turun-temurun, mereka menggunakan media bambu, atau
tanaman merambat lain yang ada di hutan.
Dalam bahasa Inggris permainan lompat tali berarti skipping rope. di Indonesia istilah ini
merujuk pada olahraga skipping yaitu melompati tali yang diayunkan oleh
pemainnya melewati kepala dan kaki. Olahraga ini dipercaya efektif dalam
membakar lemak dan menambah tinggi badan. Tali pemutarnya bukanlah yang terbuat
dari jalinan karet gelang, namun tali khusus yang dapat diperoleh di toko
peralatan olahraga.
Di Amerika Serikat permainan ini disebut jump rope, di
Kanada disebut rope skipping. Di Negara-negara tersebut lompat tali dimainkan
secara individu. Sedangkan di Jepang permainan ini dimainkan oleh kelompok
besar di mana lebih dari sepuluh orang melompati satu putaran tali secara
bersamaan.
Permainan lompat tali ini sudah tidak asing lagi tentunya,
karena permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluruh Indonesia
meskipun dengan nama yang berbeda-beda. Permainan lompat tali ini biasanya
identik dengan kaum perempuan. Tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang
ikut bermain.
Salah satu nama permainan ini yaitu Mambojeng yang di kenal
oleh masyarakat di provinsi Sulawesi Selatan kabupaten Enrekang kecamatan Alla.
Inti
dari permainan ini adalah melompat tali yang sedang berputar.
Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan. Sebenarnya di daerah lain Indonesia juga banyak di temukan permainan ini tapi dengan nama yang berbeda.
Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan. Sebenarnya di daerah lain Indonesia juga banyak di temukan permainan ini tapi dengan nama yang berbeda.
b. Alat-alat yang Diperlukan dalam Permainan Mambojeng
Peralatan yang digunakan dalam permainan Mambojeng ini sangat sederhana, yaitu karet gelang yang dijalin atau dirangkai hingga panjangnya mencapai ukuran yang dibutuhkan, biasanya sekitar 3 sampai 4 meter bahkan lebih. Karet-karet tersebut berbentuk bulat seperti gelang yang banyak terdapat di pasar tradisional. Karet tersebut dijual dalam bentuk satuan berat. Sewaktu membuat anyaman tali karet, diperlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah karet lainnya agar tidak lekas putus oleh anggota pemain yang sedang melompat. Dapat pula menggunakan tali penolong yang biasa digunakan oleh anak-anak pramuka dan tali tarik tambag.
c.
Cara
bermain
Mambojeng
Pemain
terdiri dari 3 orang
Para pemain melakukan hompipah atau
pingsuit untuk menentukan dua orang pemain yang menjadi pemegang tali (pemutar)
dan yang menjadi pelompat tali. Kedua pemain yang menjadi pemegang tali (pemutar)
melakukan pingsuit untuk menentukan siapa yang akan mendapat giliran bermain
terlebih dahulu jika pemain gagal melompat (pergantian pemain).
Pemain
lebih dari 3 orang
Para pemain melakukan hompipah atau
pingsuit cari-cari teman untuk menentukan anggota tim. Selanjutnya melakukan suit
kertas, tim yang kalah akan menjadi pemegang tali (pemutar) dan tim yang menang
menjadi pelompat tali.
2)
Pemain
yang menjadi pemegang tali (pemutar), memutar tali. Pemain pelompat harus
melompatinya dan tidak menyentuh tali yang sedang berputar, tidak terjerat. Ketinggian
tali melebihi tinggi badan meliputi kaki dan kepala. Jika ada pemain yang
menyentuh tali ketika melompat dan merusak perputaran tali atau melebihi
lompatan yang telah ditentukan, gilirannya bermain selesai dan ia harus
menggantikan/digantikan oleh pemain yang memegang tali atau menjadi pemutar
tali.
3)
Untuk
permainan yang terdiri atas pemain yang lebih dari 3 orang, tim pelompat harus
masuk satu persatu secara bergantian dan tidak menyentuh tali dan tidak
terjerat.
Adapun
tingkatan level yang harus dilalui pelompat yaitu
a)
Pemain
mula-mula hanya melewati tali berputar 1×.
b)
Selanjutnya
masuk dan melompat sebanyak 5×, hadap kanan hadap kiri 5× lalu gerakan memutar
5× kemudian keluar. Masuk lagi melompat dengan menutup mata 5× lalu keluar.
c)
Pemain
melakukan gerakan melompat dengan 1 kaki sebanyak 7×, lalu gerakan menyentuh
tanah sebanyak 8× lalu keluar lagi. Pelompat masuk dengan melakukan gerakan
mengambil batu sebanyak 10×.
d)
Pemain
masuk dan melompat dengan gerakan peluk 11×, keluar. Masuk lagi, melompat
dengan gerakan memegang pipi (sakit gigi) 12×, keluar. Masuk lagi, melompat
dengan gerakan memegang dada sebanyak 13× dan keluar.
4)
Dilakukan
pergantian pelompat dan pemutar apabila pemain gagal melewati level atau
terjerat tali.
5)
Untuk
permainan Tim, pelompat yang gagal pada level tertentu, harus digantikan oleh
pelompat lainnya pada level yang sama yang belum gagal. Kemudian berlanjut
hingga semua anggota tim pelompat gagal atau berhasil melalui semua level.
Namun pemain yang telah gagal, tidak dapat bermain kembali hingga terjadi
pertukaran antara pelompat dan pemutar.
6)
Pemain
yang berhasil melewati semua level dinyatakan sebagai pemenang. Permainan
dimulai kembali seperti gerakan awal. Begitu seterusnya hingga para pemain
memutuskan untuk mengakhiri permainan ini.
d.
Manfaat
yang Diperoleh dalam Permainan Mambojeng
(Lompat Tali Putar)
Lompat tali adalah olahraga sederhana yang memilii banyak
keuntungan dan kelebihan. Pikirkan olahraga apa saja yang mampu membuat kita
merasa seperti tidak sedang olahraga, lompat tali masuk ke dalamnya. Lompat
tali hanya membutuhkan tali untuk digunakan sebagai bantuan untuk melompat.
Tetapi di Indonesia karet yang dirangkai pun dapat menjadi alat untuk
berolahraga lompat tali. Olahraga lompat tali jika dalam bahasa Inggris adalah skipping
rope memiliki kelebihan tersendiri dari olahraga lainnya.
1) Memberikan kegembiraan pada anak
2) Melatih semangat kerja keras pada
anak-anak untuk memenangkan permainan dengan melompati berbagai tahap lompatan
tali
3) Melatih kecermatan anak. Kemampuaan
anak untuk memperkirakan tinggi tali dan lompatan yang harus dilakukanya akan
sangat membantu keberhasilan anak melompati tali.
4) Melatih motorik kasar anak yang
sangat bermanfaat untuk membentuk otot yang padat, fisik yang kuat dan sehat,
serta mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Permainan yang dilakukan dengan
lompatan-lompatan ini juga bermanfaat menghindarkan anak dari resiko mengalami
obesitas.
5) Melatih keberanian anak dalam
mengasah kemampuanya untuk mengambil keputusan. Hal ini karena untuk masuk dan
melompat tali dengan aturan tertentu membutuhkan keberanian untuk melakukannya.
Anak juga harus mengambil keputusan apakah akan masuk dan melompat atau
tidak.
6) Menciptakan emosi positif bagi anak.
Sebab, ketika bermain lompat tali, anak bergerak, berteriak, dan tertawa.
Gerakan, tawa, dan teriakan ini sangat bermanfaat untuk membuat emosi anak
menjadi positif.
7) Menjadi media bagi anak untuk
bersosialisasi. Dari sosialisasi permainan ini, anak belajar bersabar, menaati
peraturan, berempati, dan menempatkan diri dengan baik diantara
teman-temanya.
8) Membangun sportifitas anak.
Pembelajaran melalui sportifitas ini di peroleh anak ketika harus menggantikan
posisi pemegang tali (pemutar) ketika ia gagal melompati tali.
e.
Nilai
Budaya Permainan Mambojeng
Permainan yang disebut
sebagai Mambojeng ini mengandung nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan
sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang berusaha
agar dapat melompati tali dengan berbagai macam aturan lompatan dan gerakan
yang ditentukan. Nilai ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain
untuk memperkirakan antara kapan masuk ke dalam tali yang sedang berputar dan
melompat. Ketangkasan dan kecermatan dalam bermain hanya dapat dimiliki,
apabila seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati. Sedangkan nilai
sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia
menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam
permainan.
2.
Main
Bola
a.
Pengertian
Main Bola
Main bola adalah
permainan bola yang dilakukan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari lima
atau seadanya pemain. Permainan ini dilakukan dengan tujuan memasukkan bola ke
gawang lawan.
Permainan ini sama
seperti permainan sepak bola pada umumnya. Yang membedakan adalah jumlah pemain
dari masing-masing tim yang kadang seadanya. Alat yang digunakan sangat
sederhana, bola terbuat dari barang-barang bekas seperti kertas, jerami,
plastik dll yang dibentuk bulat hingga menyerupai bola. Peraturan yang ada
dalam permainan juga tidak terikat, alias tergantung kesepakatan bersama.
Sekarang sudah mulai jarang terlihat anak-anak kecil yang bermain bola karena
jarangnya lapangan luas terutama di kota-kota besar.
b.
Cara
main Bola
Tiap tim biasanya terdiri dari kiper, pemain bertahan, pemain tengah,
dan pemain penyerang. Kiper: pemain yang melindungi gawang dan satu-satunya
pemain dalam tim yang boleh menggunakan tangan. Pemain bertahan: pemain yang
berada di garis belakang untuk menjaga gawang dari serangan pemain lawan. Pemain
tengah: pemain yang menghubungkan garis belakang dan depan, serta memiliki
tugas menyerang sekaligus bertahan tergantung kondisinya. Penyerang: pemain
yang paling sering menembak bola karena tugas utamanya adalah mencetak gol.
Tujuan main bola adalah mencetak gol lebih banyak daripada tim lawan.
Gol sendiri merupakan kondisi di mana satu tim bisa menempatkan bola melewati
garis gol. Gawang itu sendiri dijaga oleh kiper, satu-satunya pemain yang boleh
memegang bola dengan tangan (walaupun hanya sebatas di kotak penaltinya saja).
Di luar kiper, pemain lain tidak boleh menyentuh bola menggunakan tangan.
1)
Pertandingan dimulai dengan kickoff. Kickoff dilakukan dua kali; ketika memulai
babak pertama dan ketika memulai babak kedua. Ketika kickoff, kedua tim harus
berada di wilayah masing-masing, dan ketika peluit dibunyikan, tim yang
ditunjuk mengambil kickoff akan memulai pertandingan, dan kedua tim kemudian
boleh bergerak bebas. Kickoff diambil secara bergantian di babak pertama dan
kedua.
2)
Bola
keluar. Bola keluar/ out terjadi ketika bola melewati garis gawang atau garis lapangan.
Bola out juga terjadi karena pertandingan yang dihentikan oleh wasit dengan
alasan tertentu misalnya ada yang cedera.
3)
Offside. Offside adalah salah satu aturan penting yang meskipun terdengar
sederhana, tapi bisa membingungkan. Aturan ini dibuat agar main bola dimainkan
menggunakan taktik dan gerakan yang cerdas, bukan membiarkan satu atau dua
orang penyerang berdiam diri di dekat gawang lawan dan dengan pasif menunggu
bola datang.
4)
Lemparan ke dalam. Lemparan ke dalam terjadi ketika bola melewati garis
samping lapangan. Tim yang berhak mengambil lemparan ke dalam adalah tim yang
tidak menyentuh bola terakhir sebelum melewati garis. Tim yang mengambil
lemparan harus melempar pada posisi bola melewati garis.
5)
Tendangan bebas langsung dan tidak langsung. Tendangan bebas langsung adalah tendangan
bebas yang bisa diarahkan langsung ke gawang tanpa harus menyentuh teman setim
lain sebelumnya. Sedangkan tendangan bebas tidak langsung adalah tendangan
bebas yang harus menyentuh teman setim yang lain sebelum bisa ditembakkan ke
gawang.
6)
Tendangan penalti. Tendangan penalti terjadi ketika seorang pemain lawan
melakukan pelanggaran di dalam kotak penaltinya sendiri. Dalam tendangan
penalti, seorang penendang akan menembak bola yang diletakkan di titik penalti
ke arah gawang yang hanya dijaga oleh kiper lawan. Pemain lain harus berada di
luar kotak penalti. Ketika tendangan penalti sudah dilakukan, permainan kembali
berjalan seperti biasa. Jadi, jika tendangan penaltinya tidak masuk dan masih
berada dalam wilayah permainan, kedua tim bisa merebut bolanya.
7)
Tendangan sudut dan tendangan gawang. Jika bola melewati garis gawang (garis yang
sejajar dengan garis gol tapi tidak berada di bawah gawang) dan terakhir kali
disentuh oleh tim yang bertahan, maka tim yang menyerang berhak mendapat
tendangan sudut di sudut lapangan yang paling dekat dengan posisi bola keluar
dari lapangan. Jika hal yang sama terjadi tapi yang terakhir menyentuh bola
adalah pemain yang menyerang, maka tendangan gawang akan diberikan kepada tim
yang bertahan, dan bola harus ditendang bola dari ujung kotak gawang (kotak
kecil di dalam kotak penalti).
Tim yang berhasil memasukkan lebih banyak bola ke dalam gawang tim
lawan, dialah yang menjadi pemenang. Permainan ini akan dihentikan hingga semua
pemain memutuskan untuk menghentikan permainan.
c.
Manfaat Main Bola
1)
Main bola bikin tinggi. Gerakan lari dan melompat pada
permainan ini melatih tulang kaki yang akhirnya merangsang pertumbuhan.
Kepadatan tulang yang tinggi meminimalisir terjadinya osteoporosis, yang
membuat badan lebih membungkuk.
2)
Kebugaran tubuh dan meningkatkan
daya tahan tubuh.
3)
Otot menjadi kuat. Bermain sepak bola memang
meningkatkan kekuatan otot, mulai dari otot kaki, paha, perut dan dada. Otot
yang terus dilatih membuat tubuh menjadi lebih sehat dan tidak mudah mengalami
penyakit persendiaan.
4)
Menjaga badan agar tetap ideal.
5)
Melatih konsentrasi. Sepak bola juga menguji kecepatan
dan ketepatan berfikir, disaat itulah koordinasi antara mata, pikiran dengan
anggota tubuh lainnya.
6)
Bersosialisai dan melatih
kerjasama. Main
bola juga bisa dikatakan melatih kerjasama otak dan organ tubuh. Kerjasama ini
diperlukan untuk menggiring bola, berbalik hingga melewati lawan yang
memerlukan kecepatan dan strategi.
B.
Permainan
tanpa Alat
1.
Me
Ji Ku Hi Bi Ni U
Mungkin anak-anak sekarang lebih sering
menggunakan jari tangan untuk mengetik papan keyboard ataupun tombol handphone.
Sebenarnya, jika kita kilas balik ke jaman dulu ketika kita SD, banyak sekali
permainan yang menarik dan seru untuk dimainkan menggunakan jari-jari tangan
sebagai media permainannya. Biasanya sih, mainnya untuk mengisi waktu kosong.
Salah satunya adalah Me Ji Ku Hi Bi Ni U.
Permainan ini adalah permainan tanpa alat
dimana setiap peserta harus menyumbangkan berapa pun dari jari yang Ia miliki.
Namun sebelumnya peserta harus memilih satu dari warna-warna pelangi yang akan
menjadi identitasnya, seperti: Me – Merah, Ji – Jingga, Ku – Kuning, Hi –
Hijau, Bi – Biru, Ni – Nila,
U - Ungu
Setiap peserta akan menyumbangkan jarinya,
dan akan dilakukan perhitungan. Siapa yang beruntung mendapatkan hitungan
terakhir, maka dialah pemberi hukuman kepada peserta lainnya. Pemain pertama
yang menang akan menghukum semua peserta yang lainnya, sedangkan pemain yang
lainnya akan menghukum pemain yang kalah dibawahnya, begitu seterusnya hingga
diperoleh peserta yang kalah terbawah. Hukuman yang diperoleh menggunakan Tak
Tik Bum Jer.
·
Tak
: Dijitak
·
Tik
: Dikilikitik (Digelitiki)
·
Bum
: Telapak tangan dipukul dengan gumpalan satu tangan
·
Jer
: Dijewer
Pemilihan hukuman ditentukan melalui perhitungan
pula, semua peserta menyumbangkan jarinya berapapun.
Tak-Tik-Bum-Jer-Tak-Tik-Bum-Jer-' dan seterusnya hingga hitungan jari yang
terakhir. Kata yang muncul akan menjadi hukuman bagi peserta yang tidak
beruntung. Sedangkan banyaknya hukuman yang diterima digunkan suit kertas
dengan jumlah pemainnya 2 orang. Dilakukan perhitungan suit gunting hingga suit
dari kedua pemain sama satu persatu. Misal Bum-bum Satu, satu-satu dua, dua-dua
tiga, dan seterusnya hingga suit kedua pemain sama seperti kertas dan kertas,
atau batu dan batu, gunting dan gunting. Hitungan terakhir yang disebut
merupakan banyaknya hukuman yang akan diperoleh peserta yang mendapat hukuman.
Banyaknya hukuman yang diperoleh bukan dihitung dari banyaknya suit yang
menang, misalnya gunting menang melawan kertas, dan sebagainya melainkan suit
yang sama. Setelah pemberian hukuman
dilaksanakan, permainan diulang kembali seperti awal hingga semua pemain memutuskan
untuk mengakhiri permainan ini.
2.
Manfaat yang
Diperoleh dalam Permainan Tangan MeJiKuHiBiNiU
a.
Memberikan
kegembiraan pada anak.
b.
Menciptakan
emosi positif bagi anak. sebab, ketika bermain anak berteriak, dan tertawa. Tawa
dan teriakan ini sangat bermanfaat untuk membuat emosi anak menjadi
positif.
c.
Permainan ini
sangat baik untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak dan juga dapat
menjadi sarana untuk melatih anak dalam bekerja sama melalui interaksi yang
terjadi. Selain itu anak akan lebih mengerti tentang bagaimana cara menghargai
orang lain, merasakan kekalahan dan kemenangan.
d.
menyehatkan jiwa
melalui pertemanan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permainan
tradisional memberikan kesenangan dan kesegaran jasmani bagi para pesertanya.
Hal ini dikarenakan dalam permainan tradisional peraturannya sangat sederhana
sehingga mudah untuk memainkannnya dan dalam kegiatannnya permainan tradisional
banyak yang aktifitasnya berupa gerak tubuh sehingga akan meningkatkan
kesegaran jasmani bagi pesertanya. Disamping itu nilai-nilai yang ada dalam
permainan tradisional sangat menunjang dalam memperkenalkan nilai-nilai
tersebut pada anak-anak khususnya, sehingga pembentukan nilai, moral dan karakter
akan lebih mudah. Dengan permainan tradisional nilai-nilai budaya secara tidak
langsung akan terserap oleh pesertanya karena nilai-nilai budaya tersebut
dibutuhkan dalam kegiatan permainan tersebut dan juga dalam kehidupan
bermasyarakat.
B. Saran
Dari uraian di atas diharapkan dengan
memahami makalah ini pembaca bisa menyegarkan pikiran untuk mengingat kembali
permainan tradisional yang pernah dimainkan dulu. Disamping itu diharapkan
permainan tradisional dapat menjadi sarana yang baik untuk meningkatkan
kesegaran jasmani dengan memasukkan permainan tradisional pada pelajaran
pendidikan jasmani. Tak kalah penting, dengan permainan tradisional diharapkan
nilai-nilai budaya dapat dilestarikan dan tanamkan sehingga pembentukan nilai,
moral dan karakter akan lebih mudah. Terakhir, diharapkan permainan tradisional
dapat selalu dimainkan oleh masyarakat Indonesia agar permainan tradisional
dapat dilestarikan dan tidak tergusur oleh permainan yang lebih modern yang
justru dapat merusak identitas bangsa Indonesia.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat membantu, terima kasih banyak
BalasHapusaku pernah main mejikuhibiniu dijewer sampai 30× kupingku langsung merah
BalasHapus